business
3 Alasan Jiwa Kompetitif Tetap Diperlukan dalam Menjalani Kehidupan

Kompetisi sebenarnya merupakan hal yang wajar ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, sebagian orang beranggapan bahwa keinginan untuk bersaing memiliki konotasi negatif karena seolah membiarkan ambisi diri terus menjadi-jadi. Akibatnya, kompetisi dipandang tidak perlu, bahkan dinilai sebagai kesulitan untuk bersyukur, sehingga sebaiknya dihindari demi menciptakan hati yang penuh kedamaian.
Namun, sebenarnya memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik bukanlah sebuah kekeliruan. Disadari atau tidak, jiwa kompetitif memang tetap diperlukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari meski kadarnya tidak terlalu tinggi dan hanya digunakan untuk diri sendiri. Lantas, mengapa bisa demikian? Coba baca dan renungkan dengan saksama beberapa alasan berikut ini, ya!
1. Jiwa kompetitif memicu timbulnya motivasi untuk terus meningkatkan kualitas hidup
Banyak orang menyadari bahwa sebenarnya masih ada beragam kekurangan dalam diri dan kehidupannya. Namun, tidak semuanya mau bergerak dan berbenah karena malas dan takut merasa kecewa bila hasil yang diperoleh kurang sesuai dengan ekspektasi. Akibatnya, mereka harus terima dengan keadaan yang dirasakan saat ini meski harus mengorbankan kenyamanan.
Oleh sebab itu, setiap orang perlu berusaha untuk menumbuhkan jiwa kompetitif dalam dirinya. Hal ini dapat memicu timbulnya motivasi untuk terus berusaha mencari apa saja yang sekiranya bisa dieksplor untuk membuat diri dan kehidupan yang dijalani menjadi jauh lebih baik. Kalau pada akhirnya memberikan keuntungan bagi diri sendiri, kenapa harus ragu?
2. Kompetisi bantu ciptakan beragam inovasi yang bermanfaat
Cara menjalani hidup terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Kalau tidak cepat berusaha untuk beradaptasi dan terus mencoba hidup dengan cara lama, kamu bisa tergerus zaman dan kesulitan untuk maju. Kalau terus begini, kamu akan menghadapi beragam permasalahan yang tentunya menyulitkan diri sendiri.
Nah, di sinilah jiwa kompetitif memainkan peran besarnya. Keinginan untuk bersaing akan membuatmu tidak mudah takluk dengan keadaan yang sulit. Sebaliknya, naluri untuk menang mendorongmu terus berusaha menciptakan beragam inovasi yang sekiranya dapat membawa manfaat bagi diri sendiri, bahkan orang-orang di sekitarmu yang membutuhkan bantuan. Dengan begini, kamu dapat lebih mudah untuk beradaptasi dengan tantangan zaman, sehingga segala urusan menjadi lancar.
3. Keinginan untuk berkompetisi mendorong untuk selalu mengembangkan diri
Kompetisi sering dihindari karena dianggap bahwa ini adalah tentang persaingan dengan orang lain. Padahal, bersaing dengan diri sendiri justru menjadi agenda yang lebih penting, terutama bila kamu merasa tidak ada perubahan yang diharapkan dalam hidup. Jika tidak diperjuangkan dengan baik, maka nasib diri di masa depan akan dipertaruhkan.
Ketika memberanikan diri untuk berkompetisi, meski dengan diri sendiri, kamu akan berhadapan dengan beragam tantangan sulit. Sekilas memang terdengar menakutkan, tetapi justru kesulitan inilah yang menuntutmu untuk banyak belajar dan berlatih hal baru. Hasilnya, kemampuan diri semakin berkembang pesat. Kalau sudah berusaha maksimal begini, kamu akan berpeluang menyambut perubahan positif dalam hidup, bukan begitu?
Jiwa kompetitif tidak selalu identik dengan ambisi tanpa kendali yang malah bisa berbalik menghancurkanmu. Jika dipelihara dalam kadar yang cukup, keinginan untuk bersaing ini dapat membawa pengaruh positif, seperti mendorong untuk meningkatkan kualitas hidup, menciptakan beragam inovasi, serta yang terpenting adalah bantu kembangkan kemampuan semaksimal mungkin. Dengan begini, kamu akan mengalami peningkatan kualitas dari waktu ke waktu. Ternyata untung juga, kan?