Connect with us

Sejarah

Menelusuri Jejak Sejarah Kesehatan dan Kedokteran di Tanah Air – Bag. 1

Sejarah Kesehatan dan Kedokteran di Tanah Air

Sejarah Kesehatan dan Kedokteran di Tanah Air

Jauh sebelum Indonesia merdeka, kesehatan masyarakat sudah menjadi perhatian, lho! Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, raja-raja membangun tempat pemandian dan taman sebagai upaya menjaga kesehatan. Tempat pemandian biasanya untuk membersihkan badan setelah pulang dari perjalanan jauh yang bisa saja membawa kuman penyakit atau kembali dari medan peperangan! Pengobatan tradisional pun berkembang pesat, memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

Kedatangan Bangsa Eropa

Kedatangan bangsa Eropa membawa perubahan besar dalam sejarah kesehatan dan kedokteran di Tanah Air Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, didirikanlah rumah sakit-rumah sakit modern pertama, seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta dan Rumah Sakit Oen di Surakarta, Solo. Sekolah-sekolah kedokteran pun didirikan, melahirkan dokter-dokter pribumi seperti dr. Soetomo dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo.

Perjuangan kemerdekaan Indonesia tak hanya di medan perang, tapi juga di bidang kesehatan. Para dokter dan tenaga kesehatan bahu-membahu mengobati para pejuang yang terluka. Di tengah keterbatasan, mereka menunjukkan dedikasi dan pengabdian yang luar biasa.

Setelah kemerdekaan, Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan kesehatan, seperti penyakit menular dan kekurangan tenaga medis. Pemerintah terus berusaha meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan membangun puskesmas-puskesmas di seluruh pelosok negeri.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pun membawa kemajuan dalam dunia kesehatan. Vaksinasi, obat-obatan baru, dan alat-alat medis canggih telah membantu meningkatkan angka harapan hidup dan menurunkan angka kematian.

Saat ini, Indonesia masih terus berbenah dalam mewujudkan sistem kesehatan yang adil dan merata. Tantangan seperti stunting, gizi buruk, dan penyakit katastropik masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Namun, dengan semangat juang yang sama seperti para pendahulu kita, kita optimis bahwa Indonesia dapat mencapai cita-citanya untuk menjadi bangsa yang sehat dan sejahtera.

Sejarah Kedokteran dan Rumah Sakit di Indonesia

Kedokteran di Indonesia telah berkembang sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha. Pada masa itu, para dokter tradisional menggunakan bahan-bahan alami untuk mengobati penyakit.

Kedatangan bangsa Eropa membawa perubahan besar dalam dunia kedokteran di Indonesia. Pada tahun 1827, didirikanlah sekolah kedokteran pertama di Batavia (sekarang Jakarta), yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) yang beralamat di Jalan Abdul Rachman Saleh, Jakarta Pusat (dekat Jl. Kwitang). Sekolah ini melahirkan dokter-dokter pribumi seperti dr. Soetomo dan sr. Tjipto Mangoenkoesoemo.

Rumah sakit modern pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1799, yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta.

Sejarah RSCM – Sejarah Kesehatan dan Kedokteran di Tanah Air

Pada tahun 1826, Dr. Johan Conrad van der Bosch, seorang dokter Belanda, mendirikan sebuah klinik kecil di Batavia (sekarang Jakarta) untuk melayani para pegawai negeri dan budak. Klinik ini kemudian berkembang menjadi Ziekenhuis Koning Willem III (Rumah Sakit Raja Willem III) pada tahun 1849.

Perubahan Nama dan Peran Penting

Seiring pergerakan kemerdekaan Indonesia, nama rumah sakit ini diubah menjadi Rumah Sakit Tjipto Mangoenkoesoemo (RSTM) pada tahun 1964, untuk menghormati jasa Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, seorang dokter dan pejuang kemerdekaan. Pada tahun 1976 berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP). Dan pada 2004 berubah status menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo disingkat RSCM.

RSCM tak hanya berperan sebagai pusat pelayanan kesehatan, tapi juga saksi bisu sejarah kesehatan dan kedokteran di Tanah Air. Di sinilah para dokter dan tenaga kesehatan bahu-membahu mengobati para pejuang yang terluka dalam pertempuran.

Perkembangan dan Prestasi Gemilang

Sejak kemerdekaan, RSCM terus berkembang pesat.

RSCM telah mengukir berbagai prestasi gemilang, di antaranya:

  • Menjadi rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  • Memiliki berbagai fasilitas modern dan canggih, seperti Pusat Jantung Nasional Harapan Kita.
  • Menjadi pusat rujukan nasional untuk berbagai penyakit kompleks.
  • Mendapatkan berbagai penghargaan, seperti ISO 9001:2015 dan KARS.

Rumah Sakit Swasta

Pada masa penjajahan Belanda, banyak rumah sakit lain yang didirikan, seperti Rumah Sakit Oen (sekarang RS. Oen Kandang Sapi Solo) di Solo dan Rumah Sakit PGI Cikini (sekarang Primaya Hospital PGI) di Jl. Raden Saleh, Jakarta Pusat, yang merupakan bagian dari sejarah kesehatan dan kedokteran di Tanah Air.

Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan membangun puskesmas-puskesmas di seluruh pelosok negeri. Saat ini, Indonesia memiliki banyak rumah sakit modern dengan berbagai fasilitas canggih.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pun membawa kemajuan dalam dunia kedokteran. Dokter-dokter Indonesia kini mampu menangani berbagai penyakit dengan teknologi mutakhir.

Beberapa Tokoh Penting dalam sejarah kesehatan dan kedokteran di Tanah Air:

  • Dr. Soetomo: Tokoh perintis Budi Utomo dan pendiri STOVIA.
  • Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo: Dokter dan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia.
  • Prof. Dr. Sardjito: Tokoh pendidikan kedokteran dan pendiri Universitas Gadjah Mada.
  • Dr. Sutomo: Menteri Kesehatan pertama Republik Indonesia.

Beberapa Rumah Sakit Bersejarah di Indonesia:

  • Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM): Rumah sakit modern pertama di Indonesia.
  • Rumah Sakit Oen: Rumah sakit swasta tertua di Indonesia.
  • Rumah Sakit PGI Cikini: Rumah sakit yang didirikan oleh organisasi gereja di Indonesia.
  • Rumah Sakit Hasan Sadikin: Rumah sakit rujukan utama di Jawa Barat.

Sejarah kesehatan di Indonesia adalah kisah inspiratif tentang perjuangan para pahlawan kesehatan dalam mewujudkan bangsa yang sehat dan sejahtera. Mari kita terus belajar dan berkarya untuk melanjutkan perjuangan mereka.

Sumber Gambar: Kompas.id
Continue Reading
Comments