Connect with us

health

Studi Terbaru: Inilah Gaya Hidup yang Bantu Kurangi Risiko Kanker Prostat!

AA1FFMqR


Klub Sehat Jakarta
– Kanker prostat merupakan salah satu bentuk kanker yang paling sering ditemui secara global, terlebih lagi pada kaum pria, serta kebanyakan kasusnya baru mengeluarkan gejala setelah sel kankernya sudah berkembang dengan ukuran yang cukup besar.

Kanker prostat merupakan tipe kanker yang berkembang dalam prostat, yaitu suatu kelenjar kecil yang berperan dalam produksi cairan sperma.

Setiap laki-laki memiliki peluang untuk menderita kanker prostat, tetapi ada beberapa aspek pola hidup yang bisa menurunkan kemungkinan orang tersebut terserang penyakit itu.

Berikut ini merupakan sejumlah kebiasaan dan pola hidup yang dapat menurunkan peluang menderita kanker prostat:

1. Memelihara berat tubuh yang seimbang

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam
Asian Journal of Andrology
, obesitas atau kelebihan berat badan dapat menginterferensi pada beberapa rute hormon dan terkait dengan risiko peningkatan kemungkinan berkembangnya kanker prostat.

Hal itu meliputi konsentrasi insulin yang lebih tinggi, kadar adiponektin yang lebih rendah, tingkat testosteron yang berkurang, serta level sitokin pro-inflamasi yang naik.

Dalam konteks pencegahan, menurunkan berat badan serta melakukan olahraga terkait dengan perbaikan pada indikator biologis tersebut.

Kegemukan pada usia dewasa sering kali terkait dengan prognosis kanker prostat yang lebih tidak baik menurut kebanyakan studi.

Pria dengan obesitas cenderung mengalami peningkatan risiko terkena kanker prostat dalam tahap akhir serta memiliki angka relapse dan kematian karena penyakit tersebut yang lebih tinggi pasca diagnosa.

2. Melakukan olahraga secara teratur

Kegiatan fisik tidak selalu berkorelasi dengan terjadinya kanker prostat. Akan tetapi, sejumlah studi mencatat bahwa olahraga untuk hiburan mungkin berperan dalam pengurangan risiko terkena kanker prostat yang ganas atau telah maju.

Studi Kelanjutan Health Professionals Follow-up dan Studi Kependudukan Pencegahan Kanker Amerika Serikat mengindikasikan penurunan risiko terhadap kondisi kesehatan yang lebih serius seiring bertambahnya level kegiatan fisik untuk tujuan rekreasi.

Studi lain mengungkapkan bahwa orang yang melakukan olahraga selama 3 jam atau lebih setiap pekannya memiliki tingkat risiko kematian akibat kanker prostat sebesar 61% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang hanya berolahraga kurang dari 1 jam seminggu.

Di samping itu, terdapat indikasi pula bahwa partisipasi dalam aktifitas fisik intens juga berkorelasi dengan penurunan tingkat resiko kembali timbulnya penyakit tersebut.

3. Tidak merokok

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa perokok mungkin berkontribusi pada peningkatan angka kematian akibat kanker prostat.

Sebagaimana dikutip dalam tinjauan sistematis yang dipublikasikan di jurnal
European Urology
Sebuah studi melaporkan bahwa perokok mungkin mengalami peningkatan risiko terkena kanker prostat yang berbahaya.

Meta-analisis paling baru yang berasal dari penelitian kelompok studi mengungkapkan bahwa mereka yang merokok saat ini mempunyai risiko relatif sekitar 1,42 (95% IC 1,20-1,68) ketimbang non-perokok.

Merokok juga bisa berdampak pada efektivitas perawatan kanker dengan mengganggu respon tubuh terhadapnya.

Telah dilakukan sebuah penelitian prospektif skala besar mengenai kebiasaan merokok dan tingkat kematian akibat kanker tertentu pada pria yang menderita kanker prostatis.

Kepadatan kematiannya akibat kanker prostat cenderung lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan mereka yang belum pernah mengisap rokok.

4. Jauhi pola makan yang memicu peradangan dan kelebihan insulin

Diet atau rejimen makannya bersifat pro-inflamasi dan diidentifikasi melalui Indeks Inflamasi Diet dengan nilai tinggi dapat menjadi penyebab potensial bagi peningkatan risiko terkena kanker prostat.

Beberapa studi sudah menganalisis potensi kaitannya, dan hasilnya semua mengindikasikan adanya hubungan yang positif.

Di samping itu, diet yang berhubungan dengan hiperinsulinemia dan peradangan bisa meningkatkan kemungkinan terkena kanker prostat ganas.

5. Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan

Sejumlah antioksidan dalam makanan seperti selenium, vitamin E, serta likopen sudah dipelajari mengenai hubungannya dengan risiko kanker prostat.

Kegunaan potensial vitamin E sebagai zat anti-kanker dapat mencakup kapabilitasnya dalam memperkecil kerusakan pada DNA serta menahan perubahan sel menjadi karsinogenik.

Pada model percobaan, derivatif vitamin E menahan perkembangan, mendorong apoptosis sebesar 70%, serta memperkuat dampak pengobatan pada sel kanker prostat manusia.

Sejumlah penelitian biomarker prospektif sudah mengungkapkan keterkaitan yang bermakna antara kadar selenium yang lebih tinggi dengan penurunan risiko terkena kanker prostat.

Studi tentang hubungan antara tomat dan Pencegahan Kanker Prostat sudah banyak dilakukan dalam berbagai literatur Epidemiologi.

Sebagian mengindikasikan penurunan risiko terkena kanker prostat stadium akhir atau kanker prostat yang fatal, yang membuktikan bahwa konsumsi produk tomate dan lycopene kemungkinan memiliki peranan.

Walau belum sepenuhnya pasti, terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa meningkatnya asupan tomate serta produk olahan dari tomat berkorelasi dengan penurunan risiko dan pembentukan kanker prostat.

Apakah dampaknya disebabkan oleh likopen atau elemen-elemen lain dalam tomat masih belum jelas.

Sumber:

2022 Perbaruan tentang Epidemiologi dan Faktor Risiko Kanker Prostat—Tinjauan Sistematis

Faktor Gaya Hidup dan Diet dalam Mencegah Kanker Prostat Mematikan

Continue Reading
Comments